Tag Archive: Olahraga


Selama 24 tahun menjadi “pahlawan”. Sekarang hidup melarat. Melihat medali dan pialanya pun ia tak sanggup lagi.

“Lho! Ibu bukannya mantan pebulutangkis yang dulu sering nongol di teve?” tanya seorang pembeli ketika menyerahkan secarik resep kepada kasir paruh baya. Sang kasir tersenyum dan mengiyakan.

Si kasir itu adalah Tati Sumirah, 55 tahun, mantan pebulutangkis nasional yang kesohor. Pada era 1970-an, pebulutangkis perempuan seangkatan Liem Swie King ini menjadi ratu. Ia bukan hanya ratu dalam negeri, tapi juga ratu bulutangkis kelas dunia.

Pada masa kejayaan dulu, Tati selalu merebut emas di arena Pekan Olahraga Nasional (PON). Ia juga meraih peringkat kedua kejuaraan dunia bulutangkis di Jakarta dan Kuala Lumpur, Malaysia. Prestasi tertingginya mengantarkan tim bulu tangkis single putri merebut Piala Uber pada 1975.

“Selama kerja 24 tahun

menjadi pebulutangkis,

saya nggak punya apa-apa.”

Namun setelah menggantungkan raket pada 1981, kehidupannya berubah drastis. Tak ada lagi yang mengelu-elukannya. Ia seolah menghilang dari para penggemarnya. Bintang itu pelan-pelan pudar. Selama 24 tahun Tati Sumirah bekerja di Apotek Ratu Mustika di bilangan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan. Kasir, itulah profesi baru si ratu bulutangkis.

Si ratu itu berangkat dan pulang kerja dengan angkutan umum. Ia tinggal di rumah orang tuanya di Waru Doyong, Buaran, Jakarta Timur. “Saya nggak malu. Saya terima apa adanya,” kata Tati saat ditemui VHRmedia di rumahnya.

Profesi kasir apotek bukanlah pekerjaan yang ia bayangkan. Semua berawal saat ia bertemu Yusman, warga Gudang Peluru, Tebet, yang merupakan pengagumnya. Melihat Tati Sumirah tak punya pekerjaan, Yusman pun mempekerjakannya sebagai kasir di apotek miliknya. Yusman juga mengangkat pebulutangkis kesohor, Ivana Lie, sebagai anak angkat.

Sebagai kasir, Tati mulanya digaji Rp 75 ribu per bulan. Selama mengikuti Pelatnas pada 1979, Tati menerima “gaji buta” dari apotek itu, sebab dalam sebulan ia hanya bekerja selama sepekan. Setelah pensiun pada 1981, barulah ia bekerja penuh waktu di apotek itu.

Sebenarnya gaji Tati tak mencukupi. Apalagi sulung enam saudara ini harus menanggung hidup ibu dan dua adiknya. Akhirnya, pada Desember 2005 Tati berhenti kerja dari tempat itu. Gajinya waktu itu Rp 800 ribu per bulan. “Saya harus beli sembako, bayar listrik. Pokoknya semuanya saya,” ungkap perempuan yang masih melajang ini.

Ia sempat menganggur sekitar empat bulan. Akhirnya ada ajakan bermain di turnamen antarveteran pebulutangkis di Mangga Besar, Jakarta Barat. Acara ini dimotori Alan Budikusumah, mantan bintang bulutangkis yang kini menjadi pengusaha peralatan bulu tangkis.

Alan memberikan semua peralatan secara gratis: raket, kaos, celana pendek, sepatu, hingga tas raket. “Senang dapat pekerjaan lagi, karena saya bingung kalau belum dapat kerjaan,” keluh wanita bertinggi badan 170 sentimeter ini.

Karena ikut turnamen, Tati kembali memegang raket setelah 24 tahun ia tanggalkan. Untuk pertama kalinya pula ia kembali berkumpul dengan rekan-rekannya sesama pebulutangkis. Ia menang dan mendapatkan hadiah sepeda motor. “Selama kerja 24 tahun menjadi pebulutangkis, saya nggak punya apa-apa,” katanya.

Sejatinya Tati pernah merasakan memiliki sepeda motor dari jerih payahnya di lapangan bulutangkis. Ketika Indonesia menjuarai Piala Uber, Tati dan rekannya memperoleh bonus Rp 1 juta dari Presiden Soeharto. Dari hadiah itu ia membeli Vespa seharga Rp 464 ribu. Namun pada 1992 ia terpaksa menjual motor kesayangannya itu karena terdesak kebutuhan hidup.

Bersama dua rekannya, Tati menjadi pelatih bulutangkis di Pekayon, Bekasi, Jawa Barat. Ia bekerja dari Senin sampai Jumat. Namun hanya bertahan setahun. “Badan saya mulai sakit,” kata Tati.

Hingga akhirnya ia diangkat sebagai pegawai oleh Rudy Hartono, juara All England delapan kali, untuk bekerja di Top One. Di perusahaan minyak pelumas itu Tati bekerja di Bagian Umum. “Tugas saya mengontrol kantor dan lapangan,” ujarnya.

Meski keadaannya cukup memprihatinkan, Tati menerima semua itu. Namun ekonomi keluarganya masih morat-marit. Bahkan, telepon rumah atau telepon genggam pun Tati tak punya. “Kalau pasang telepon, dari mana uangnya?” katanya.

Walau miskin di usia tua, Tati tak pernah menyesal menjadi atlet. Apalagi ia berasal dari keluarga atlet. Ayahnya, MS Soetrisno, adalah seorang atlet, penjaga gawang dan petinju. Sang ayah pula yang mendorongnya menjadi atlet.

“Saya sudah tidak mau ingat lagi. Sedih saya!”

Kini, sederet medali dan piala yang pernah diraih Tati masih disimpan di rumah orang tuanya. Piala dan medali itu tak terawat, sebagian sudah karatan. Namun semua itu ia taruh di dalam kotak. Ia mengaku tidak mau mengingat kejayaannya di masa lalu. “Saya sudah tidak mau ingat lagi. Sedih saya! Sekarang hidup saya seadanya dan serba kekurangan,” ujarnya.

Raut wajahnya tiba-tiba menjadi muram. Kesedihan terpancar di wajahnya yang menua. “Semoga atlet-atlet lama dibantu pemerintah. Saya seneng bener kalau dapat rumah,” kata Tati diiringi tawa sumbang. (E2) Foto-foto: Fathiyah Wardah Alatas.

Keterangan Foto:

1. Tati Sumirah dan piala-pialanya (paling atas).

2. Tati Sumirah saat merebut Piala Uber 1975 (tengah)

3. Piala-piala dan medali Tati masih tersimpan di rumah ibunya, ada Piala Uber, berbagai piala dalam negeri, serta berbagai medali (paling bawah)

Komentar kamu sangat berharga bagi kami

Just share, Berbagi :)

Sumber

Stadion terbesar adalah ikon olah raga yang paling populer, meskipun itu sepak bola ataupun yang lain inilah beberapa nama stadion dan fotonya yang terbesar di dunia .

Yang ke 10

azadi stadium:

Stadion ini dibangun pertama kali tahun 1973 dan diresmikan pada tahun itu juga untuk penyelenggaraan Asian Games 1974 di Iran. Pada tahun 2002 stadion ini direnovasi untuk mengurangi kapasitas tempat duduk penontonnya dari 100.000 menjadi 90.000 tempat duduk. Stadion ini pernah diberi nama Stadion Aryamehr sebagai penghargaan dari anggota Shah Iran namun beberapa waktu kemudian kembali menjadi Stadion Azadi setelah Revolusi Iran tahun 1979

Yang ke 9

wembley stadium:

Stadion Wembley (sering disebut hanya sebagai Wembley atau kadang-kadang sebagai New Wembley untuk membedakannya dengan stadion yang lama, diucapkan /wɛmbli/) adalah sebuah stadion sepak bola yang terletak di Wembley Park, London Borough of Brent, Inggris dan merupakan kandang dari tim nasional sepak bola Inggris. Stadion yang dibuka pada tahun 2007 ini berkapasitas 90.000 bangku dan merupakan stadion terbesar kedua di Eropa. Stadion ini juga merupakan host laga final piala domestik Inggris, Piala FA.

Yang ke 8

estdio do maracan:

secara resmi Estádio Mário Filho Jornalista, adalah stadion udara terbuka di Rio de Janeiro , Brazil . Dimiliki oleh Rio de Janeiro Pemerintah Negara , ia dinamai setelah lingkungan Maracanã di Rio de Janeiro. Ini dibuka pada tahun 1950 untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA , dan di pertandingan final Brasil dipukuli 2-1 oleh Uruguay. Sejak saat itu, terutama digunakan untuk pertandingan sepak bola antara klub sepak bola utama di Rio de Janeiro, termasuk Botafogo , Flamengo , Fluminense , dan Vasco da Gama .

Yang ke 7

Nou Camp:

Camp Nou (dari bahasa Katalan yang artinya adalah “lapangan baru”) adalah stadion sepak bola di Barcelona, Spanyol. Stadion ini mulai dibuka tahun 1957. Kapasitasnya adalah 98.772 kursi

Yang ke 6

Melbourne Cricket Ground:

Dengan kapasitas 100.000 penonton, stadion ini adalah yang terbesar di Australia dan terbesar kedelapan di dunia, dan merupakan salah satu stadion kriket paling terkenal di dunia. Pertandingan Test yang mempertemukan tim nasional kriket Australia dengan lawan internasionalnya yang berlangsung pada hari Boxing Day (26 Desember) setiap tahunnya dilaksanakan di stadion ini.
Selain pertandingan kriket . Melbourne Cricket Ground juga adalah stadion utama Olimpiade Melbourne 1956 dan Pesta Olahraga Persemakmuran 2006

Yang ke 5

Jawaharlal Nehru Stadium:

Jawaharlal Nehru Stadium ( Hindi : जवाहरलाल नेहरू स्टेडियम, Punjabi : ਜਵਾਹਰਲਾਲ ਨੇਹਰੁ ਸਟੇਡਿਯਮ, Urdu : جواہر لعل نہرو اسٹیڈیم) di Delhi , India, arena olahraga serbaguna hosting sepak bola dan acara olah raga lainnya, serta acara hiburan skala-besar. Hal ini dinamai setelah Perdana Menteri pertama India . Para penumpang fasilitas kursi-semua 60.000 penonton, [1] dan sampai 100.000 untuk konser. Dalam hal kapasitas tmpat dduk.
Jawaharlal Nehru Stadium dibangun oleh Pemerintah India untuk tuan rumah 9 Asian Games pada tahun 1982, berikut yang menjadi tuan rumah 1989 Asia Championships di Atletik dan Commonwealth Games 2010 . Dalam persiapan untuk Commonwealth Games 2010, stadion kapasitasnya dari 78.000 sampai 60.000 penonton.

Yang ke 4

Bukit Jalil National Stadium:

Stadion Nasional Bukit Jalil ( Melayu : Stadium Nasional Bukit Jalil) di Bukit Jalil , terletak di Kompleks Olahraga Nasional di sebelah selatan ibukota Malaysia Kuala Lumpur, merupakan kapasitas 100.000 semua seater-, multi-tujuan stadion yang dibangun pada 1998 menjadi tuan rumah Commonwealth Games 1998 . Hal ini juga menjabat sebagai stadion utama Asia Tenggara 2001 Games . Bukit Jalil Kapasitas menjadikannya terbesar 25 stadion di dunia dan 10 Terbesar Stadion Sepakbola.
Stadion ini dianggap sebagai stadion terbaik di Malaysia dan merupakan rumah dari tim nasional sepak bola Malaysia . Awalnya dibangun untuk Commonwealth Games 1998, stadion ini sekarang digunakan untuk berbagai acara, yang terakhir menjadi salah satu tempat untuk Piala Asia AFC 2007 .
Home Stadion Stadion Nasional Bukit Jalil.

Yang ke 3

Estadio Azteca:

Estadio Azteca (pengucapan Spanyol: [estaðjo aθteka] , Stadion Aztec) adalah sebuah stadion di Santa Ursula , Mexico City , Meksiko . Ini adalah resmi stadion rumah dari tim nasional sepak bola Meksiko dan tim Meksiko Club América .
Stadion ini adalah tempat untuk sepak bola sepak bola di Olimpiade 1968 . [2]
Dalam Piala Dunia 1970 final, Brazil mengalahkan Italia 4:1 dan di Piala Dunia 1986 final, Argentina mengalahkan Jerman Barat 3:2 (baik final dihasilkan lima gol). Ini juga menjadi tuan rumah tahun 1986 perempat final antara Argentina dan Inggris di mana Diego Maradona mencetak gol kedua ” Tangan tujuan Allah “dan” Tujuan Abad “. Stadion ini juga menjadi tuan rumah ” Game of the Century “, ketika Italia mengalahkan Jerman Barat 4-3 di perpanjangan waktu di salah satu semifinal 1970. Dengan kapasitas 105.064, itu adalah stadion terbesar di Amerika Latin, kelima terbesar di dunia dan tujuan-dibangun stadion sepak bola terbesar di luar Asia.

Yang ke 2

Salt Lake Stadium:

Stadion ini adalah yang terbesar kedua non-mobil balap stadion di dunia dan yang terbesar di sub-benua India. Saat ini digunakan untuk sepak bola pertandingan dan atletik. Stadion ini dibangun pada tahun 1984 dan memegang 120.000 [1] orang dalam konfigurasi tiga lapis.
Hal ini terletak sekitar 10 km ke arah timur dari Kolkata pusat kota dan berbentuk elips. Atapnya terbuat dari tabung logam dan aluminium lembaran dan beton . Ada dua papan skor elektronik dan ruang kontrol. pencahayaan ini merata untuk memfasilitasi olahraga malam hari. Ada pengaturan khusus untuk siaran TV.

Yang pertama

Rungrado May Day Stadium:

Stadion ini dibangun sebagai sebuah stadion utama untuk Dunia Festival 13 Pemuda dan Mahasiswa pada tahun 1989. Saat ini digunakan untuk sepak bola pertandingan, sebuah pertandingan atletik beberapa, tapi paling sering untuk Arirang pertunjukan (juga dikenal sebagai Games Misa ). Stadion tempat duduk dapat 150.000, [1] yang merupakan kapasitas stadion terbesar di dunia dan dunia tempat olahraga terbesar 12 [2] .
Namanya berasal dari Rungra Islet di Sungai Taedong , atas mana hal itu terletak, dan May Day , merayakan hari internasional buruh dan terutama dirayakan di kalangan komunis . atap bergigi Its fitur 16 lengkungan diatur dalam cincin, dan dikatakan menyerupai parasut atau magnolia mekar. Hal ini tidak menjadi bingung dengan kapasitas 50.000 dekatnya Kim Il-sung Stadium

BONUS !!!

Spoiler for GBK:

Stadion Utama Gelora Bung Karno adalah sebuah stadion serbaguna di Jakarta, Indonesia yang merupakan bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno. Stadion ini umumnya digunakan sebagai arena pertandingan sepak bola tingkat internasional. Stadion ini dinamai untuk menghormati Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olahraga ini. Dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama stadion ini diubah menjadi Stadion Utama Senayan. Setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama Stadion ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.[1]
Dengan kapasitas sekitar 100.000 orang, stadion yang mulai dibangun pada pertengahan tahun 1958 dan penyelesaian fase pertamanya pada kuartal ketiga 1962 ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Menjelang Piala Asia 2007, dilakukan renovasi pada stadion yang mengurangi kapasitas stadion menjadi 88.083 penonton.
Gedung olahraga ini dibangun mulai sejak pada tanggal 24 Agustus 1962 sebagai kelengkapan sarana dan prasarana dalam rangka Asian Games 1962 mulai buka diresmikan sejak pada tanggal 24 Agustus 1962 yang diadakan di Jakarta.

Komentar kamu sangat berharga bagi kami

Just share, Berbagi :)

Sumber